Kamis, 17 Maret 2011

GO PINKies !

22 MARET 2011
JENG JENG JEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEENG, terlahir geng nero terbaru, yak THE PINKies ! :D
bukan geng nero aseli kok hehe ini gue, ini kita, ini kami, ini PBR10 yang janjian make pink untuk hari ini :)

ngapain janjian ? kenapa janjian toh ?
begini ceritanya...

Pada suatu hari (baca: Senin, 21 Maret 2011), saat rona mentari sudah mulai meredup (baca: sore hari), setelah beberapa dari kami berpacaran dengan Tuhan kami (baca: sholat ashar kepada Allah), di salah satu rumah Allah di sebuah fakultas milik Universitas Negeri Jakarta kami - masjid FIS, kami-Upi, Adila, Ima, Hafi, Shanty, Debi, Eci, dan Fitri, sekedar ngobrol kecil sambil bebenah pulang, dan tiba-tiba seorang Upi yang tanpa L tanpa N itu mencetuskan ide besok (baca: Selasa, 22 Maret 2011) kami janjian memakai pakaian berwarna pink. Kemudian ide spontan itu memanjang x melebar = meluas, menjadi ide untuk menyeragamkan dan menjarkomkan seluruh wanita PBR10 untuk berpakaian nuansa PINK di hari Selasa ini yang kebetulan ada rencana menanam bougenvile bersama untuk mata kuliah zoologi (sebenernya gak nyambung ye zool tapi kok nanem poon?). Alasan yang terkesan memaksa kelogisan ini-bunga bougenvile dominan berwarna pink memperkuat ide penyeragaman warna pink di hari Selasa 22 Maret 2011 ini. Ditambah lagi alasan, pink itu warna cinta, kita ingin menanam dengan penuh cinta (cailaaaah) maka fix lah sudah kami mematenkan penyeragaman warna baju dengan warna PINK di hari ini. Tidak membuang waktu siang yang sudah mulai risih mau bertukar dengan malam, sms jarkoman pun segera dibuat dan siap diedarkan. Si Ima sebagai pengetik naskah aseli jarkoman, tetapi dengan sentuhan terakhir Adila sebagai PJ zool yang khas-salam puitis (hahaa).

fyi, sumpeh yee itu sms jarkoman jadi 4 pages -_-

oke, di Selasa pagi PBR10 udah standby di tongkrongan pagi kami-ruang diskusi depan loket FMIPA, dan setiap salah satu atau beberapa dari kami yang mulai berdatangan, yang kami langsung lihat adalah : warna bajunya ! dan bersorak soray untuk kePINKiesan kami \(n.n)/
alhamdulillah, kita kompak, the pinkies ladies :)
sayangnya masih ada 3 wanita dari 24 wanita lainnya yang tidak berwarna pink (septi, vita, ani) :{
but noprob, we re still a happy big fam with our PBR10 :) :) :)

hahahaha selanjutnya kita mengePINKan kampus B-FMIPA UNJ dengan berbondong-bondongnya kita berjalan bersama :D

klimaksnya, di jam matkul zool, di belakang lab zool, kampus A-UNJ, kita mulai beraksi : tanam-menanam !
bougenvile-bougenvilenya sudah tertanam rapih ternyata, alhasil kita menanam tanaman pisang-pisangan yang sepertinya masih sodaraan dengan bunga tasbih (karena daunnya sepertinya serupa).
cangkul, sekop, pasak bambu, linggis, tanah, pupuk, air, aqua, dan plester hansaplast pun siap berpestaaaaaaaaaaaaaa ! \(';')/ \(';')/ \(';')/

awalnya sih emang sebagian kita masih individualistas, sibuk masing-masing, ada yang beneran susah payah nanem, tapi masih ada juga yang awalnya cuma cenga cengo liatin yang laen kerja.
tapi lama-kelamaan, semakin waktu bergerak, semakin sore menjelang, kita bener-benerr MENANAM BERSAMA ! (y)

kotor-kotoran, becek-becekan, jorok-jorokan, sakit-sakitan, luka-lukaan, basah-basahan, but the point is we re having fun at that time !

Hadi yang nyemprat-nyemprotin anak-anak, Upi dan Debi yang jadi pawang air (panggil mereka untuk kebutuhan air Anda-hahaha), Ade miyore yang semangat 45 tanam sana tanam sini dibantu kak Lana, Devi dan Ao yang megangin cacing tanah super gede temuan Hafi dan kak Daus, Abay dan Rere yang masang tampang ngeri denger kita dapet cacing gede, Ani yang kesusupan bambu, Ade yono yang mendalami profesi sebagai tukang gali kubur (?), Rani Oci dan Adila si penebar pupuk, Eci yang pas nyangkul dapat julukan kuli padang (sial, maen suku), Maul yang begitu sekseeeeeeeeeeeeeeeeeeh pas make kaos dalemannya doang, Yuni yang ready banget dah sama boots birunya, Dini yang gak mau sepatu converse kanvas biru dongkernya kotor jadi milihin pohon-pohonnya aja, Septi dan Nengcit yang bantu ngarukin tanah yang dicangkulin, Ily Shanty dan Ima yang demen poto di antara bougenvile dengan gaya tukang kebon nyiram kebon bougenvile (hehe), Fitri Riri dan Vita yang bantu apa aja sambil terus menebar senyum (caileeeeh), dan endingnya kita bahagia menghabiskan jam zool bersama ini dengan foto keluargaaaaaaaaaaaaaaa :D

here we are :








Rabu, 16 Maret 2011

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM


   Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman.
Manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai dengan kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.
Dewasa ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum.

Beberapa Definisi Manusia :
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas – kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan
3. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

SIAPAKAH MANUSIA
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.
Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :
Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.
Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut pithecanthropus erectus.
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan.
Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis).
Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.

Membicarakan tentang manusia dalam ilmu pengetahuansanagt bergantung pada metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
·         Manusia menurut Para Penganut Teori Psikoanalitik
            Manusia adalah homo volens (manusia berkeinginan). Menurut aliran ini manusia adalah makhluk yang memiliki perilakuinteraksi antara komponen bilogis (id), psikologis (ego), dan sosial (superego). Di dalam diri manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
·         Manusia menurut Para Penganut Teori Behaviorisme
      Manusia merupakan homo mechanicus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai tanggapan atau reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan subyektif) dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawah sadaryang tidak tampak). Behavior menganalisis perilaku yang nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah lakumanusia terbentuk sebagai hasil prses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek rasional dan emosinya.

·         Manusia menurut Para Penganut Teori Kognitif
Para penganut teori ini menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).
Menurut aliran ini manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungan, tetapi sebagi makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir. Pengtnut teori ini mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. . Padahal berpikir, memutuskan, menyatakan, memahami dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.

·         Manusia menurut Para Penganut Teori Humanisme
Para penganut teori ini menyebut manusia sebagai homo ludens (manusia bermain ). Aliran ini mengecam psikoanalisis dan behaviorisme, karena keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjelaskan eksisensi manusia yag positif dan menentukan, sepert rasa cinta, kreativitas , nilai , makna, dan pertumbuhan pribadi. Menurut humanisme manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri.
Perdebatan mengenai siapa manusia di kalangan para ilmuan terus berlangsung dan tidak  menemukan kesepakatan yang tuntas. Manusia tetap mejadi misteri besar dlam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan sampai sekarang.
Di dalam Al Qur’an manusia dikenal dalam tiga kategori terkait kualitas manusia, yaitu basyar, insane dan al-nas.
1. Basyar : Manusia Sekedar Ada (Being)
Basyar adalah makhluk yang sekedar ada (being).  Artinya,  manusia dalam kategori basyar adalah makhluk statis, tidak mengalami perubahan, berkaki dua yang berjalan tegak di muka bumi. Oleh karenanya, manusia memiliki definisi yang sama sepanjang zaman, terlepas dari ruang dan waktunya.(Shari’ati, Man and Islam: 64). Singkatnya, basyar adalah manusia dalam arti fisik dan biologis. Basyar terdapat dalam Al Qur’an sebanyak 37 kali seperti dalam surat Al Furqon (25): 20 berikut:
وَما أَرْسَلْنا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلينَ إِلاَّ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعامَ وَ يَمْشُونَ فِي الْأَسْواقِ وَ جَعَلْنا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَ كانَ رَبُّكَ بَصيرا (20) Dan tidaklah Kami mengutus sebelum engkau seorang Rasulpun melainkan semuanya memakan makanan dan berjalan dipasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu menjadi percobaan bagi yang lain. Adakah kamu sabar ? Dan adalah Tuhan engkau itu selalu memperhatikan.
Manusia dilihat sudut fisik tidaklah jauh berbeda dengan hewan. Manusia bisa makan, minum, tidur, sakit dan mati. Begitu pula hewan. Bahkan, bila manusia dan hewan dibandingkan dari segi perbuatan nistanya, maka manusia lebih dari hewan (dalam arti bisa lebih jahat dan kejam).
Dan kebutuhan basyar tercantum dalam Al Quran surat Al Anbiya: 21
وَمَا جَعَلْنَاهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوا خَالِدِينَ
Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.
2. Insan : Manusia Menjadi (Becoming)
Insan berarti manusia dalam arti yang sebenarnya. Insan tidak menunjuk pada manusia biologis. Insan lebih terkait dengan kualitas luhur kemanusiaan. Ali Shari’ati menyatakan bahwa,”tidak semua manusia adalah insan, namun mereka mempunyai potensialitas untuk mencapai tingkatan kemanusiaan yang lebih tinggi”. (Shari’ati, 1982: 62)
Insan memiliki tiga sifat pokok, yaitu kesadaran diri, kemauan bebas dan kreativitas. Wujud kongkrit tiga sifat insan tersebut adalah ilmu.
Panjelasan Al Qur’an tentang insane salah satunya terdapat dalam surat Al ‘Alaq ayat 1-8
Al-‘Alaq (96): 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari sesuatu yang menempel (bergantung). 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,  5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.  6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,  7. karena dia melihat dirinya serba cukup.  8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
3. Al-Nas : Massa
Kategori al-nas berbeda dengan dua konsep manusia lainya (basyar dan insan). Kata al-nas dipakai sebagai nama jenis yang berasal dari satu keturunan Adam. Kata Al-nas dapat diartikan merupakan manusia dalam konsep social. Menurut Shari’ati, kedua istilah terdahulu terkait dengan nilai-nilai moral yang terkandung dalam diri manusia. Sedangkan al-nas tidak berhubungan dengan kualitas kemanusiaan.
Mari kita lihat surat al_Hujurat (49): 13

13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat dikelompokkan pada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi ruhaniah.
Potensi ruhaniah adalah akal, qalb, dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti pikiran atau rasio. Dalam Al-Qur’an akal diartikan dengan kebijaksanaan (wisdom), intelegensia (intellegent), dan pengertian (understanding). Dengan demikian di dalam al-Qur’an akal diletakkan bukan hanya pada ranah rasio, tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu akal diartikan dengan hikmah atau bijaksana.
1.      Akal
Manusia memiliki sesuatu yang tidak ternilai harganya, anugerah yang sangat besar dari Tuhan, yakni akal. Sekiranya manusia tidak diberi akal, niscaya keadaan dan perbuatannya akan sama dengan hewan. Dengan adanya akal, segala anggota manusia, gerak atau diamnya berarti atau berharga. Akal digunakan untuk berpikir dan memperhatikan barang yang ada di alam ini, sehingga benda-benda dan barang-barang yang halus serta tersembunyi, dapat dipikirkan kegunaan dan manfaatnya. Jika akal digunakan dengan semestinya, niscaya tidak ada benda-benda atau barang-barang di dunia ini yang sia-sia bagi manusia.
Dalam Al-Qur’an akal diartikan dengan kebijaksanaan (wisdom), intelegensia (intellegent), dan pengertian (understanding). Dengan demikian di dalam al-Qur’an akal diletakkan bukan hanya pada ranah rasio, tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu akal diartikan dengan hikmah atau bijaksana.
2.      Al Qalb
Al-qalb berasal dari kata qalaba yang berarti berubah, berpindah atau berbalik. Musa Asy’ari (1992) menyebutkan arti al-qalb dengan dua pengertian, yang pertama pengertian kasar atau fisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk bulat panjang, terletak di dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua adalah pengertian yang halus yang bersifat ketuhanan dan ruhaniah, yaitu hakekat manusia yang dapat menangkap segala pengertian, berpengetahuan dan arif.
Dengan demikian akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam, sedangkan mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu. Keduanya merupakan kesatuan daya ruhani untuk dapat memahami kebenaran, sehingga manusia dapat memasuki suatu kesadaran tertinggi yang bersatu dengan kebenaran ilahi.
3.      Nafsu
Adapun nafsu (bahasa Arab al-Hawa, dalam bahasa Indonesia sering disebut hawa nafsu) adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dorongan primitif. Karena sifatnya yang bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh karena itu nafsu sering disebut sebagai dorongan kehendak bebas. Dengan nafsu manusia dapat bergerak dinamis dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Kecenderungan nafsu yang bebas, jika tidak terkendalikan dapat menyebabkan manusia memasuki kondise yang membahayakan dirinya. Untuk mengendalikan nafsu manusia menggunakan akalnya, sehingga dorongan-dorongan tersebut dapat menjadi kekuatan positif yang menggerakan manusia ke arah tujuan yang jelas dan baik. Agar manusia dapat bergerak ke arah yang jelas, maka agama berperan untuk menunjukkan jalan yang harus ditempuhnya. Nafsu yang terkendali oleh akal dan berada pada jalur yang ditunjukkan agama disebut an-nafs muthmainnah.
Dengan demikian manusia ideal adalah manusia yang mampu menjaga fitrah (hanif)nya dan mampu mengelola dan memadukan potensi akal, qalbu dan nafsunya secara harmonis.
C. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain
            Berdasar ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh para manusia yang tidak mempercayai dan meyakini adanya Allah SWT beserta kekuasaan dan kebesaran-Nya, manusia disamakan dengan binatang. Hal ini terbukti dengan adanya teori Darwin terdahulu, yaitu nenek moyang kita-manusia ialah monyet. Selain itu, dalam klasifikasi makhluk hidup yang sudah kita pelajari di pelajaran Biologi, manusia digolongkan dalam kingdom animalia-binatang. Namun tentunya bagi kita-para muslim, kita percaya dan yakin Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang lagi Maha Sempurna menciptakan makhlukNya dengan sempurna dan teramat baik, terutama manusia. Jelas, dalam Islam dikatakan manusia pertama adalah nabi Adam. Adam adalah manusia, bukan monyet, bukan binatang.
Mungkin, secara fisik manusia memang nampak sama dengan binatang, yaitu primata, seperti monyet. Dan memang ada persamaan kita dengan makhluk hidup lain yaitu sama-sama memiliki hasrat dan tujuan. Akan tetapi, ada perbedaan khas antara manusia dengan makhluk hidup lainnya, yaitu :
1.      Manusia unggul dalam dimensi pengetahuan, kesadaran, dan tingkat tujuannya.
2.      Manusia mampu melahirkan kebudayaan.
3.      Manusia mampu untuk bergerak dalam ruang yang bagaimana pun, baik di darat, laut, maupun udara.
4.      Manusia diberi akal dan ‘hati’.
5.      Manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Surat-surat Al-Quran yang membenarkan keunggulan manusia dibanding makhluk lainnya:
ü  Al – Isra (70)
            Sungguh, telah Kami muliakan bani Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami beri mereka rezeki yang baik-baik, dan Kami utamakan mereka melebihi sebagian besar makhluk yang Kami ciptakan.
ü  At – Tiin (4)
            Sungguh, telah Kami ciptakan manusia dalam sebaik-baiknya acuan.
ü  Al – An’am (165)
            Ialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di atas bumi, dan meninggikan sebagian kamu beberapa derajat di atas yang lain, untuk menguji kamu tentang pemberian-Nya kepada mu. Sungguh, Tuhan mu amat cepat dalam menghukum. Tapi sungguh, Ia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
ü  Al – A’raaf (129)
            Mereka berkata, ‘Kami teraniaya sebelum kau datang dan sesudah kau datang kepada kami’ Musa menjawab, ‘Semoga Tuhanmu membinasakan musuhmu, dan menjadikan kamu khalifah di muak bumi, sehingga dapatlah Ia melihat bagaimana perbuatan mu’.

Manusia memiliki karakteristik yang jelas membedakannya dengan makhluk hidup lainnya, yaitu antara lain :
q  Aspek Kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah dirakit dalam tatanan yang terbaik dan sempurna.
Contoh : organ-organ manusia lebih fungsional dibanding makhluk lainnya.
q  Aspek Ilmu
Hanya manusia yang kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta dan sekelilingnya.
Contoh : manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.
q  Aspek Kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan manusia bisa menentukan pilihan dalam hidup.
q  Pengarahan Akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya.
Contoh : orang yang tadinya tidak baik, setelah berteman dan bergaul dengan orang-orang baik maka ia mulai berubah menjadi baik pula.

            Ada kalanya manusia memang dapat disamakan dengan binatang. Manusia dapat disamakan dengan binatang ketika manusia itu sudah tidak bermartabat. Perilakunya layaknya binatang, ia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah SWT.

D. Tujuan Penciptaan Manusia
q  Untuk penyembahan pada penciptanya, ALLAH SWT.
            Az – Zaariyaat (56 – 58)
            Jin dan  manusia hanya Aku ciptakan untuk menyembah Aku. Tiada Ku minta rezeki dari mereka, dan tiada Ku minta mereka memberi Aku makan. Sungguh, Allah, Ia lah Maha Pemberi Rezeki, yang mempunyai kekuatan berlimpahan.
q  Untuk menjadi khalifah di muka bumi.
            Al – Baqarah (30)
            Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak jadikan khalifah di muka bumi’ Mereka bertanya, ‘Apakah Kau tempatkan di sana orang yang merusak dan menumpahkan darah, sedangkan kami bertasbih memuji Kau, dan menguduskan namaMu ? Tuhan menjawab dan berfirman, ‘Sungguh, Aku tahu apa yang tiada kamu tahu.’



1.      Mengajarkan Ilmu
Ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang  manusia saja, tetapi juga ilmu Allah. Kalau ia mengajarkan sains yang dikarang manusia , ia tak lupa memperhatikan  ilmu Allah. Pengertian ilmu Allah tidak identik dengan ilmu agama. Dengan demikian tidak terbentuk asumsi bahwa yang bukan ilmu agama adalah bukan ilmu Allah. Ilmu Allah adalah al – Qur’an dan al – Bayan (ilmu pengetahuan). Al- Quran merupakan aturan hidup dan kehidupan manusia serta hal – hal yang berhubungan dengan manusia.
2.      Membudayakan Ilmu
Ilmu Allah yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain, tetapi yang utama adalah untuk diamalkan oleh diri sendiri terlebih dahulu sehinga membudaya. Contoh yang diberikan Nabi SAW adalah setelah diri dan keluarganya, kemudian teman dekatnya dan baru orang lain. Proses pembudayaaan ilmu Allah berjalan seperti  proses pembentukan kepribadian dan proses iman. Tahu, mau, dan melakukan apa yang diketahui.Tahu bermula dari perkenalan, mau bermula dari studi, dan melakukan bermula dari latihan. Wujud pembudayaan ilmu Allah adalah tercapainya situasipola hidup dan kehidupan sebagaimana yang dicontohkan Nabi SAW. Dengan demikian, Sunnah Rasul merupakan contoh perwujudan pembudayaan ilmu. Memperhatikan prinsip diatas, maka sebagai seorang khalifah, apa yang dilakukan tidak boleh hanya untuk kepentingan diri pribadi dan tidak hanya bertanggung jawab pada diri sendiri saja. Oleh karena itu, semua yang dilakukan harus untuk kebersamaaan  sesama umat manusia dan hamba Allah, serta pertanggungjawabannya pada tiga instansi, yaitu :
1.      Pertanggungjawaban pada diri sendiri.
2.      Pertanggungjawaban pada masyarakat.
3.      Pertanggungjawaban pada Allah SWT.
Dengan menyadari adanya pertanggung jawaban  tersebut maka fungsi dan peran manusia sebagai khalifah harus memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya.

   F.Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah

Makna yang esensial dari kata ‘abd (hamba) adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan . Ketaatan , ketundukan dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allahyang mencerminkan dalam ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Dalam hubungan dengan Tuhan, manusia menempati posisi sebagai ciptaan dan Tuhan sebagai Pencipta. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia menghambakan diri pada Allah dan dilarang menghamba pada dirinya, serta menghamba pada hawa nafsunya. Kesediaan manusia untuk menghamba hanya pada Allah dengan sepenuh hatinya, akan mencegah penghambaaan manusia terhadap manusia, baik dirinya maupun sesamanya. Tanggung jawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang dimiliki dan bersifat fluktuatif (naik – turun), yang dalam istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu  wa yanqushu ( terkadang bertambah atau menguat dan terkadang berkurang atau melemah).
Seorang hamba Allah juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga. Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggung jawab terhadap diri sendiri, karena memelihara diri sendiri berkaitan dengan perintah memelihara iman keluarga. Oleh karena itu, dalam al - Qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum waahliikum naaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman , dari neraka).
Allah dengan ajaran – Nya  al- Qur’an dan Sunnah Rasul, memerintahkan hamba – Nya (abdullah) untuk berlaku adil dan ihsan. Oleh karena itu, tanggung jawab hamba Allah adalah menegakan keadilan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga. 
 Dengan berpedoman pada ajaran Allah, seorang hamba berupaya mencegah kekejian moral dan kemungkaran yang mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah harus senantiasa  melaksanakan shalat dalam rangka menghindarkan diri dari kekejian dan kemungkaran. Hamba – hamba Allah sebagai bagian dari ummah yang senantiasa berbuat kebajikan juga diperintah untuk mengajak  yang lain berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Demikianlah tanggung jawab hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh terhadap ajaran Allah dan Sunnah Rasul.   
G. Tanggung jawab manusia sebagai Khalifah Allah
            Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasan.manusia menjadi khalifah memegang hamba Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bmi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.
Tuhan mengajarkan kepada manusia kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hokum-hukum  kebenaran yang terkandung dalam ciptaan-Nya.
Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimiliki tidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan yang dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang teelah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukm-hukum Tuhan baik yang tertulis dalam kitab suci (Al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta (Al-Kaun).
Dua peran yang dipegang manusia di muka bumi, sebagai khalifah dan ‘abd merupakan perpaduan tugas dan tanggungjawab yang melahirkan dinamika hidup, yang sarat dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran.
Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba Allah. Kekhalifahan adalah realisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang menciptakannya.